REVIEW JURNAL
SISTEM
PAKAR UNTUK MENDETEKSI KERUSAKAN HARDWARE KOMPUTER DENGAN MENGGUNAKAN
METODE
PENELUSURAN BACKWARD CHAINING
==================Toto
Sudiyanto, Nana Suarna==================
Jurnal
Online ICT-STMIK IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 28
ABSTRAK
Di dalam
penggunaannya, komputer tidak dapat luput dari kerusakan atau masalah meskipun
kerusakan itu mungkin hanya kerusakan kecil, oleh karena itu komputer harus
dirawat secara baik. Dan peranan seorang teknisi pun sangat dibutuhkan terutama
bagi para pengguna atau pemilik komputer yang tidak mengetahui
penyebab-penyebab kerusakan dan cara memperbaiki disaat komputer mengalami
kerusakan. Sangat disayangkan jika kerusakan yang terjadi hanyalah kerusakan
kecil yang semestinya dapat diperbaiki sendiri. Sementara waktu untuk menunggu
perbaikan sudah cukup lama dan biaya yang dikeluarkan cukup besar.
Pada
tugas akhir ini akan dirancang suatu perangkat lunak yang dapat membantu orang
awam (user) yang memiliki pengetahuan tentang komputer, toko komputer
atau tempat pelatihan bagi para teknisi untuk mengidentifikasi kerusakan yang
ada pada umumnya sering terjadi pada komputer. Perangkat lunak ini akan
menuntun user atau pemakai untuk mengidentifikasi kerusakan dengan cara memilih
jenis kerusakan, mengikuti langkah-langkah pemeriksaan dan akhirnya menemukan
kemungkinan penyebab kerusakan beserta solusi dan pemeriksaannya.
PENDAHULUAN
Sistem pakar
timbul karena adanya permasalahan pada suatu bidang khusus yang spesifik dan
khusus dimana user menginginkan suatu solusi dari permasalahan tersebut diselesaikan
mendekati cara-cara pakar dalam menyelesaikan masalah. Sampai saat ini
permasalahan waktu dan biaya merupakan permasalahan utama dalam bentuknya
sistem pakar ini. Sehingga sistem pakar ini diharapkan dapat menekan waktu dan
biaya untuk mengatasi masalah-masalah kerusakan komputer. Dengan pembuatan
program sistem pakar ini diharapkan dapat membantu penggunaan komputer dalam
mengatasi masalahnya.
Pengertian
Sistem Pakar
Sistem pakar
dapat didefinisikan sebagai sebuah program komputer berbasis pengetahuan yang
dapat memberikan pemecahan setingkat pakar dalam bidang tertentu yang hasil
pemecahannya mirip dengan pemecahan yang diberikan oleh pakar sesungguhnya.1 Basis
pengetahuan yang diperoleh diambil dari pengalaman seorang pakar maupun
teori-teori yang ada pada bidang yang spesifik saja, oleh karena itu sistem
pakar memiliki keterbatasan.
Konsep Sistem
Pakar
Konsep Dasar
Sistem Pakar
Ada enam hal
yang menjadi konsep dasar dari sebuah Sistem Pakar,2 yaitu :
a. Keahlian (Exercise)
Keahlian dapat
diperoleh dari pelatihan / training, membaca atau dari pengalaman. Keahlian itu
meliputi :
Fakta-fakta tentang area
permasalahan.
Teori-teori tentang area
permasalahan.
Aturan-aturan tentang apa yang
harus dilakukan dalam situasi permasalahan yang diberikan.
Strategi global untuk
memecahkan masalah.
b. Pakar (Expert)
Sulit untuk
mendefinisikan apakah yang dimaksud pakar itu. Masalahnya adalah berapa banyak
keahlian yang harus dimiliki seseorang agar dapat diklasifikasikan sebagai
pakar. Namun berikut dibawah ini, dijelaskan beberapa kualifikasi yang harus
dimiliki seorang pakar :
Dapat mengenal dan merumuskan
masalah.
Dapat memecahkan masalah dengan
cepat dan semestinya.
Dapat menjelaskan suatu solusi.
Dapat menentukan hubungan.
Belajar dari pengalaman.
c. Pemindahan
Keahlian (Transferring Expertise)
Tujuan dari
sistem pakar adalah memindahkan keahlian dari seorang pakar ke komputer dan
kemudian ke manusia yang bukan pakar. Proses ini meliputi empat kegiatan, yaitu
:
Memperoleh pengetahuan dari
pakar.
Mempresentasikan pengetahuan ke
dalam komputer.
Mengolah pengetahuan sehingga
dapat menghasilkan kesimpulan.
Memindahkan
pengetahuan ke user.
d. Menarik
kesimpulan (Inferencing)
Keistimewaan
dari sistem pakar adalah kemampuan nalarnya. Komputer diprogram sehingga dapat
membuat kesimpulan. Pengambilan kesimpulan ini dilaksanakan dalam komponen yang
disebut inference engine.
e. Aturan (Rule)
Kebanyakan
sistem pakar adalah berbasis rule, pengetahuan disimpan dalam bentuk rule-rule
sebagai prosedur pemecahan masalah.
f. Kemampuan
menjelaskan (Explanation Capability)
Keistimewaan
lain dari sistem pakar adalah kemampuan menjelaskan darimana asal sebuah
solusi/rekomendasi diperoleh.
Arsitektur
Sistem Pakar
Komponen utama
yang harus ada dalam sebuah sistem pakar adalah knowledge base (basis
pengetahuan), inference engine (mesin penarik Jurnal Online ICT-STMIK
IKMI Vol 1-No. 1 Edisi Juli 2011 27 kesimpulan), explanation subsystem (subsistem
penjelas output) dan user interface. Secara umum arsitektur sistem pakar
3 dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar
1: Arsitektur Sistem Pakar
Metode Pengembangan
a. Basis Pengetahuan (Knowledge
Base)
Basis
pengetahuan merupakan bagian yang paling penting pada sistem pakar karena
keahlian dari pakar disimpan didalamnya. Basis pengetahuan tersebut berisi
fakta-fakta yang didapat dari seorang ahli dan diimplementasikan ke dalam
sistem komputer dengan menggunakan metode representasi pengetahuan tertentu.
Metode representasi pengetahuan adalah cara untuk menstrukturkan pengetahuan
yang dimiliki oleh pakar agar mudah diolah oleh komputer.
Representasi
sistem pakar berbasis rule adalah kumpulan pengetahuan yang disusun
sedemikian rupa dengan struktur IF.. THEN.. dengan relasi AND, OR atau
kombinasi AND dan OR 4. Jadi basis pengetahuan merupakan jantung sistem pakar,
dimana bagian ini berisi pengetahuan penting untuk mengerti, merumuskan dan
memecahkan permasalahan, yang mempunyai dua elemen dasar, yaitu fakta tentang keadaan
dan teori tentang area masalah 6.
b. Inference
Engine
Inference Engine
merupakan
bagian dari sistem pakar yang bertugas untuk menemukan solusi yang tepat dari
banyaknya solusi yang ada. Proses dilakukan dalam inference engine adalah
bagaimana pengambilan keputusan terhadap konsultasi yang terjadi dan proses
penalaran pada basis pengetahuan yang dimilikinya.
Penentuan sistem
pendukung dan metode pelacakan sangat penting dalam rangka untuk menyelesaikan
masalah. Inference Engine merupakan otak dari sistem pakar7, juga
dikenal sebagai struktur control/interpreter. Komponen ini ada dasarnya berupa
suatu program komputer yang menyediakan suatu metodologi untuk mempertimbangkan
informasi dalam knowledge base dan merumuskan kesimpulan.
Adapun untuk
mendapatkan sebuah kesimpulan terdapat dua metode penalaran, yaitu metode backward
chaining dan metode forward chaining. Penjelasan mengenai dua metode
tersebut dapat dilihat pada sub bab 2.3,
c. Explanation
Subsystem
Explanation
Subsystem merupakan
kemampuan untuk memberikan penjelasan atas sebuah kesimpulan yang diberikan.
d. User
Interface
User Interface merupakan bagian
dari sistem pakar yang berfungsi sebagai pengendali input output. User
interface melayani user selama proses konsultasi mulai dari tanya jawab untuk
mendapatkan fakta-fakta yang dibutuhkan interference engine sampai
menampilkan output yang merupakan kesimpulan/rekomendasi yang dihasilkan oleh interference
engine.
e. Knowledge
Base Editor
Knowledge Base
Editor merupakan
bagian yang digunakan untuk menambah, menghapus dan memperbaiki basis
pengetahuan.
f. Learning
Learning adalah suatu
proses belajar dari suatu sistem pakar apabila sistem tidak menemukan solusi
masalah.
g. Certainty
Factor
Certainty Factor
merupakan
faktor keyakinan atas fakta-fakta yang ada.
Kategori Sistem Pakar
Banyak sekali
bidang yang menggunakan sistem pakar sebagai bantuan sehingga sistem pakar itu
sendiri dapat dikelompokan menjadi5:
a. Interpretasi
Memberikan gambaran
tentang sekumpulan data mentah yang biasanya diperoleh melalui sensor. Contoh:
pengenalan kata/ucapan, pembuatan peta.
b. Prediksi
Memberikan
kesimpulan mengenai akibat yang mungkin ditimbulkan dari sejumlah situasi yang
diberikan. Contoh: perkiraan cuaca, ramalan panen.
c. Diagnosa
Menentukan
penyebab gagalnya suatu sistem dalam situasi yang kompleks yang didasarkan pada
observasi terhadap gejala-gejala yang dapat diamati. Contoh: diagnosa penyakit
pada bidang kedokteran.
d. Desain
Menentukan
konfigurasi yang cocok dari komponen-komponen yang ada dalam sebuah sistem
sehingga unjuk kerja yang memuaskan dapat diperoleh walaupun di dalamnya
terdapat sejumlha keterbatasan. Contoh: penyusunan anggaran belanja, desain
arsitektur rumah.
e. Perencanaan
Mendapatkan
urutan tindakan yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran yang ditentukan
sebelumnya dari suatu kondisi awal tertentu. Contoh: perencanaan strategi
manajemen.
f. Pengawasan (Monitoring)
Membandingkan
perilaku yang diamati pada suatu sistem denga perilaku yang diharapkan untuk
mengenali lebih banyak variasi perilaku di dalamnya. Contoh: manajemen
pengawasan, pengedalian instalasi nuklir.
g. Pelacakan dan
Perbaikan (Debugging and Repair)
Penentuan dan
implementasi perbaikan/pertolongan pada kegagalan suatu sistem. Contoh: uji
coba software computer, reparasi mesin, pelacakan kerusakan hardware computer.
h. Instuksi
Mendeteksi dan
memperbaiki kekurangan perilaku siswa dalam memahami suatu bidang tertentu.
Contoh: program untuk tutorial.
i. Klasifikasi
Menentukan
kategori dari sejumlah kriteria yang diberikan. Contoh: penetuan jabatan
seorang pegawai.
j. Kontrol
Pengaturan
perilaku kerja dalam suatu lingkungan yang kompleks, termasuk di dalamnya
penafsiran, pekiraan dan perbaikan perilaku kerja sistem tersebut. Contoh:
pengawasan jadwal penerbangan.
Keuntungan-Keuntungan
Dari Sistem Pakar
Beberapa
keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sistem pakar adalah:
1. Membuat
seseorang yang awam dapat bekerja layaknya seorang pakar.
2. Dapat bekerja
denga informasi yang tidak lengkap atau pasti.
3. Meningkatkan output
dan produktivitas. Sistem pakar dapat bekerja lebih cepat dari manusia.
Meningkatkan output berarti mengurangi jumlah pekerja yang dibutuhkan
serta mereduksi biaya.
4. Meningkatkan
kualitas. Sistem pakar menyediakan nasehat yang konsisten dan dapat mengurangi
tingkat kesalahan.
5. Membuat
peralatan yang kompleks lebih mudah dioperasikan karena sistem pakar dapat
melatih pekerja yang tidak berpengalaman.
6. Handal (Reability),
sistem pakar tidak dapat lelah/bosan, juga konsisten dalam memberi jawaban.
7. Kemampuan
memecahkan masalah yang kompleks.
8. Pemindahan
pengetahuan ke lokasi yang jauh serta memperluas jangkauan. Sistem pakar dapat
diperoleh dan dipakai dimana saja.
Konsep Backward
Chaining
Berikut akan
dijelaskan mengenai konsep penalaran yang terdapat dalam inference engine.
Backward
Chaining
Konsep backward
chaining ini diterapkan pada bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0. Proses
ini dimulai dari pencarian solusi dari kesimpulan kemudian menelusuri
fakta-fakta yang ada hingga menemukan solusi yang sesuai dengan fakta-fakta
yang diberikan oleh user. Backward chaining merupakan proses penalaran
dengan pendekatan goal-driven. Pendekatan goal-driven memulai
titik pendekatannya dari goal yang dicari nilainya kemudian bergerak
untuk mencari informasi yang mendukung goal tersebut.
Keuntungan
metode Backward Chaining
Keuntungan
dengan menggunakan metode backward chaining ialah:
1. Backward chaining terfocus
pada goal yang diberikan. Prosedur ini akan menanyakan hala-hal yang
perlu saja dan ini merupakan kenyamanan bagi user.
2. Bila forward
chaining mencoba semua kemungkinan dari informasi yang ada,
backward
chaining mencoba
menyelesaikan masalah dengan mencari basis pengetahuan yang relevan dengan
masalah sekarang.
3. Backward
chaining merupakan pendekatan yang baik untuk menyelesaikan suatu
diagnostic, preskripsi, dan debugging.
Knowledge
Acquisition
Knowledge
acquisition adalah
proses mendapatkan pengetahuan dari seorang pakar dan biasanya ditampilkan oleh
pengetahuan (knowledge engineer)8. Pengolah pengetahuan mewancarai
pakar-pakar dan mengumpulkan pengetahuan yang ada dari manusia. Pengetahuan
atau data-data yang dikumpulkan disebut sebagai knowledge base.
Tahap-tahap
dalam knowledge acquisition
Proses Knowledge
Acquisition dibagi menjadi lima tahapan9, yaitu:
1. Identifikasi
Merupakan tahap
mengidentifikasi permasalahan dan karateristik utamanya.
2. Konseptualisasi tahap
penentuan konsep, informasi dan relasi yang digunakan serta menentukan
bagaimana representasi yang akan digunakan.
3. Formalisasi
Merupakan tahap
perancangan struktur untuk mengorganisasikan pengetahuan dan
merepresentasikannya ke knowledge base.
4. Implementasi
Merupakan tahap
pengkodean pengetahuan yang telah diolah ke dalam komputer.
5. Pengujian
Merupakan tahap
pengujian kebenaran dari pengetahuan yang telah dibentuk.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Sistem ini peneliti rancang agar
mempermudah bagi orang awam dalam memperbaiki kerusakan komputer. Adapun alat bantu
perancangan yang akan dipakai dalam sistem ini adalah :
Bagan Alir Sistem (System
Flowchart)
Bagan alair sistem (system
flowchart) merupakan bagan yang menunjukan arus pekerjaan secara keseluruhan
dari sistem. Bagan ini menjelaskan urut-urutan dari prosedur-prosedur yang ada
dalam di dalam sistem, bagan alir sistem menunjukan apa yang dikerjakan di
sistem
Gambar
3 :Sistem Flowchart
DFD (Data Flow Diagram)
untuk memperlihatkan alur sistem yag dibuat oleh peneliti
secara spesifik (perluasan dari DCD).
Diagram alir data merupakan
diagram yang menggambarkan alir data dalam sistem yang
akan dibangun, secara paralel dan
terstruktur, dengan mengikutsertakan komponen-komponen entitas-entitas yang
terkait baik entitas luar maupun dalam, media penyimpanan (storage),
proses-proses sistem maupun simbol panah yang menujukkan hubungan
alir data dari proses ke entitas yang terkait.
Gambar
4: Diagram Konteks
Gambar 5 : Data Flow of Diagram Zero
Gambar
6 : Data Flow of Diagram (DFD) Detail
Kesimpulan
Dari berbagai macam percobaan yang telah dilakukan peneliti, dapat ditarik
kesimpulan bahwa dengan teknik backward chaining (pelacakan kebelakang) dapat
memecahkan masalah dengan pernyataan objek yang cukup banyak dan ini memberi
kemudahan bagi orang awam yang sekalipun dalam penggunaan sistem pakar tersebut
tidak menghadirkan langsung pakar yang bersangkutan,
dan yang menjadi dasar dari pembuatan sistem ini yaitu :
Keterbatasan teknisi.
Tidak semua user mengerti
tentang troubleshooting hardware komputer.
Biaya konsultasi ke pakar yang relatif mahal dan
keterbatasan waktu.
Adapun harapan
peneliti dari tujuan penerapan sistem pakar adalah sebagai berikut :
1. Memberikan alternatif solusi
pemecahan kepada user mengenai permasalahan kerusakan komputer tanpa harus
menyewa jasa konsultan.
2. Menunjukan bahwa sistem pakar
sangat membantu user dalam mengatasi permasalahan, dalam hal ini permasalahan
kerusakan komputer.
3. Mengaplikasikan metode backward
chaining dalam pembuatan program.
4. Mengaplikasikan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0 untuk
mendukung pembuatan sistem pakar dalam menghasilkan interface yang user
friendly.
Saran
Adapun saran-saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Sistem pakar yang telah dibuat
masih mempunyai kelemahan dibagian solusi belum memunculkan indikator setiap
permasalahan untuk itu agar dapat dikembangkan lagi menjadi sistem pakar yang
lebih baik lagi pada penelitian berikutnya.
2. Dengan adanya sistem pakar ini diharapkan agar penggunanya
dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu komputer.
3. Penggunaan sistem pakar sangat membantu mempermudah
pekerjaan manusia dalam memecahkan masalah yang sulit walaupun dengan tidak
menghadirkan seorang pakar secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
1. Anton Mulyono, Pengantar
Kecerdasan Buatan, Dinastindo, Jakarta, 1990.
2. Deni Arifiyanto & Ari
Funatik, Antigaptek Hardware Komputer, Kawan Pustaka, Jakarta, 2009.
3. Euis Marlina, 10 Jenis Koneksi
Delphi Ke Database, Gava Media, Yogyakarta, 2009.
4. Farid Azin, Belajar Sendiri
Pemrograman Sistem Pakar, PT. Elekmedia Komputindo – Kelompok Gramedia,
Jakarta.
5. Kusnassriyanto Saiful Bahri dan
Wawan Sjachriyanto, Teknik Pemrograman Delphi, Informatika, Bandung, 2008.
6. Raymond Mc Leoid, Jr, Sistem
Informasi Manajemen, Prenhalindo, Jakarta, 2001.
7. Rinaldi Munir, Algoritma Dan
Pemrograman Dalam Bahasa Pascal Dan C, Inforamtika, Bandung, 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar